Sisik Ikan Jadi Bahan Bioplastik Temuan Siswa SMA Mutiara Bunda Bandung

Penemuan sisik ikan jadi bahan dasar Bioplastik

Ikangembul.com SMA Mutiara Bunda, Kota Bandung, 24 Februari 2024 – Isu penggunaan plastik yang merugikan lingkungan menjadi fokus inovasi seorang siswa SMA Mutiara Bunda, M Hammam Kautsar. Hammam berhasil melakukan penelitian yang menghasilkan bioplastik ramah lingkungan dengan menggunakan limbah sisik ikan nila sebagai bahan dasar.

Bioplastik, sebagai solusi inovatif, memiliki kemampuan terurai secara alami dan berpotensi mengurangi dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan. Hammam menyatakan, “Inspirasi penelitian ini muncul dari keprihatinan terhadap jumlah limbah plastik yang sangat tinggi di Indonesia. Dalam setahun, kita menghasilkan sekitar 10 juta ton sampah plastik, tetapi hanya 10 persen yang dapat didaur ulang, menyisakan risiko pencemaran lingkungan.”

Proses penelitian Hammam melibatkan pencarian bahan yang cocok untuk menciptakan bioplastik ramah lingkungan. Ia menemukan sisik ikan nila hitam sebagai bahan yang unik, yang selama ini dianggap sebagai limbah di sektor perikanan. Hammam menjelaskan bahwa sisik ikan nila hitam kaya akan kolagen dan protein organik, sehingga dianggap sebagai bahan potensial untuk bioplastik.

Selama penelitian, Hammam berhasil mengekstraksi kolagen dari sisik ikan nila hitam dan mengubahnya menjadi gelatin melalui proses deproteinasi. Gelatin yang dihasilkan kemudian dicetak menjadi bahan geoplastik. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, bioplastik ini menunjukkan potensi sebagai pengganti kantong plastik konvensional.

Hammam mengakui bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas bioplastiknya. “Bioplastik ini masih dalam tahap dasar, dengan tekstur yang kasar dan ketidakmampuan menahan air. Namun, melalui riset lanjutan, saya berharap bisa menghasilkan bioplastik yang lebih baik dan siap diproduksi secara massal sebagai alternatif ramah lingkungan,” ucapnya.

Sidang Research Project Hammam menjadi salah satu highlight dalam rangkaian February Festival 2024 di Sekolah Mutiara Bunda. Menurut Lala Tansah, Head of Academic di Sekolah Mutiara Bunda, program ini merupakan kegiatan unggulan yang dilaksanakan setiap tahun oleh siswa kelas 11, dengan tema berbeda. “Hammam menunjukkan ketertarikannya pada ilmu sains, terutama lingkungan, dan inovasinya menciptakan bioplastik dari sisik ikan nila menjadi salah satu prestasi luar biasa dalam program Research Project ini,” ujarnya.

Wida Rahmawati, Principal SMA Mutiara Bunda, berharap bahwa program Research Project memberikan bekal kritis dan logis bagi siswa setelah lulus sekolah. “Proses berfikir kritis dan kemampuan problem solving yang diperoleh melalui program ini akan menjadi modal berharga bagi siswa di masa depan, terlepas dari jalur karier yang mereka pilih,” katanya.

Inovasi Hammam Kautsar menunjukkan potensi besar dalam menciptakan solusi berkelanjutan terhadap masalah lingkungan. Sekolah Mutiara Bunda telah sukses menggelar program Research Project sebagai wadah bagi siswa untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah-masalah sekitar mereka. Hal ini sejalan dengan visi dan misi sekolah dalam mempersiapkan siswa untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dalam komentarnya, Lala Tansah menekankan pentingnya melibatkan siswa dalam penelitian yang mendalam. “Kami bangga melihat minat dan dedikasi Hammam dalam mengeksplorasi solusi terhadap permasalahan lingkungan. Program Research Project kami dirancang untuk memotivasi siswa untuk menjembatani teori dengan praktik melalui inovasi seperti ini,” ucapnya.

Sementara itu, Principal Wida Rahmawati menyoroti kompleksitas program Research Project yang mencakup berbagai aspek keilmuan. “Hammam tidak hanya berhasil dalam bidang sains, tetapi juga menunjukkan kemampuan kritis dan logis yang akan membekali siswa untuk tantangan di masa depan. Kami berharap prestasi seperti ini dapat memberikan inspirasi bagi siswa lainnya,” tambahnya.

Dengan demikian, inovasi Hammam Kautsar dalam menciptakan bioplastik dari sisik ikan nila hitam tidak hanya menjadi prestasi pribadi, tetapi juga mencerminkan kesuksesan program pendidikan berbasis kolaborasi di Sekolah Mutiara Bunda. Harapannya, inisiatif seperti ini akan merangsang semangat kreativitas dan penelitian di kalangan siswa, membentuk generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu menciptakan solusi untuk tantangan global.

Sumber : Rejabar Republika

Pos terkait